Kecerdasan Anak dan Faktor Pendukungnya

Foto : IstimewaANAK sehat dan cerdas, harapan setiap orangtua. Berbagai cara dilakukan orangtua untuk memenuhi harapannya. Mulai dari mengkonsumi berbagai vitamin hingga melakukan berbagai stimulasi untuk merangsang kecerdasan anak.
Ada dua aspek yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan  sifat bawaan dari orang tuannya baik secara fisik ataupun emosional. Faktor lingkungan adalah tempat anak tumbuh baik secara fisik maupun secara emosional.
Lingkungan di sini merupakan  area yang memenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dari kandungan sampai dengan dewasa. Lingkungan ini seperti  pola didik orang tua, dengan siapa ia berteman, dimana ia belajar dan bersekolah, apa yang dia lihat dan ia rasakan serta lainnya. Kerdasan anak juga  tidak melulu hanya pada kecerdasan intelektual saja, masih ada beberapa kecerdasaan lain yang harus diperhatikan orang tua untuk menjadikan anak mereka anak yang cerdas secara menyeluruh seperti  memiliki daya pikir yang baik(IQ), memiliki daya cipta yang baik, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual.
Untuk meningkatkan kecerdasan anak, beberapa stimulasi perlu dilakukan orangtua seperti melakukan interaksi setiap hari, menciptakan suasana yang nyaman, selalu gembira, dan menyenangkan. Tidak tergesa-gesa dan memaksa, beri contoh dan dorongan anak untuk mencoba sesuatu, selalu memberi pujian bila berhasil dan memberi koreksi bila belum bisa, jangan menghukum.
Tak Bisa Dipisahkan
        Kecerdasan dan kebugaran fisik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya walaupun kebugaran fisik yang dimiliki seseorang setara dengan kebugaran fisik seorang petunju, tetapi apabila tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata maka anak tersebut akan menghadapi keterbatasan dalam meraih peluang untuk masa depannya.
Sementara sebaliknya, meski seorang itu sangat cerdas tetapi sakit-sakitan yakni daya tahan tubuhnya lemah, akan sulit juga bagi  si anak untuk bisa survive.
p_istock_000004921409Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rene Spitz, yang dilakukan pada tahun 1940-an secara singkat dapat dijelaskan bahwa anak yang secara ketat diasuh dalam lingkungan keluarga yang berlimpah perhatian, makanan, dan perawatan serta dirawat oleh ibunya sendiri yang tahu tentang pentingnya perawatan dan pengasuhan yang benar dan baik, kelak akan tumbuh menjadi anak yang normal.
Sebaliknya,  anak yang diasuh dalam lingkungan keluarga yang berlimpah perhatian, makanan, perawatan dan dirawat oleh ibunya sendiri yang berpendidikan tinggi tetapi tidak tahu cara-cara pendidikan, perawatan dan pengasuhan yang benar dan baik, maka anaknya tidak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang normal.
Mengapa demikian? Karena otak anak yang ditumbuh kembangkan oleh keluarga seperti ini tidak akan berkembang secara pesat dan optimal diusia dininya, bahkan bisa jadi anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang kegemukan (obesitas), tidak tahu diri, selalu menyalahkan orang lain, pemarah, tidak bisa kerjasama dengan orang lain dan berperilaku negatif lainnya karena salah didik, salah asuh dan salah dalam merawatnya.
 Foto : IstimewaLangkah Meningkatkan Kecerdasan Anak
Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk bisa mendorong serta melatih anak mereka agar memiliki otak cerdas adalah:
1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
2. Pilihlah buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan akan belajar membaca kata-kata tersebut.
3. Cobalah membeli kaset/VCD/DVD berbahasa asing karena cara ini akan memudahkan balita menangkap bahasa asing kelak.
Foto : Istimewa4. Belilah software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.
5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.
6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.
7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnit. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.
8. Bacakan suatu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.
9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, hal ini dapat membantu menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.
10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun, tak ada salahnya.(dari berbagai sumber)

Posting Komentar

 
Support By: Kopi Irenk | Banyu Urip Alit | NEON III
Copyright © 2012. Lini Edukasi - All Rights Reserved
Graphic Edited by V-Sett
Proudly powered by Blogger