
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Untungnya sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap terbuka
terhadap penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi.
Hal inimempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka sistem pendidikan tentu akan ketinggalan zaman.
Hal inimempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka sistem pendidikan tentu akan ketinggalan zaman.
Sistem pendidikan tentu tidak
lagi relevan dengan kemajuan yang telah diperoleh dunia. Upaya
peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan pengajar
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaipendidik. Salah
satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan media
secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapatmeningkatkan
kualitas hasil belajar. Teknologi dan media pendidikan merupakan salah satu penunjang yang
memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam proses pembelajaran.
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi
oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya
saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh
terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada
kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan
media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas
atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan
menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi
ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi
dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar
dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:
Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:
- dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;
- makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran;
- metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan
- siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Penggunaan media dalam kegiatan
belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera.
Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan bahwa
dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang
lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja
akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan,
dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus
mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan
dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana
ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh
terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih
hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar
terhadap materi ajar.
Posting Komentar